Minggu, 20 Maret 2011

saat nyata kubalik menjadi tanya

Duduk, gelap, melihat mereka berlakon
Terkunci dalam suasana kelam
Segala penat, sedih, putus asa, kesal, meroket menjadi tanya
Kadang marah, kadang sadar
Kobaran asa yang tiba-tiba padam, rubuh
Marah karena tak pernah dibangunkan
Tapi kadang tanya dijawab isyarat
Saat kobaran asa padam, memilih tuk terjaga
Semoga semua mimpi buruk belaka
Lelap menjadi lelah
Membuka mata dengan kobaran asa
apakah aku bermimpi?
Tidak, tidak sama sekali
Asa kembali remuk, kembali musnah
Mata kembali teredup, terjaga lagi
Lelap khayal ingin semua hanya mimpi
Bangun lagi, semua tetap nyata
Nyata kubalik menjadi tanya
Kenapa ?
Dan ku tak pernah dibangunkan
Kadang ingin berhenti, tersentak sadar
Tak percaya bak mimpi
Hening mengundang lamunan
detakan jarum jam menjadi pengiringnya
Sendiri menyulut beribu tanya
Belum sempat terbangun, kenapa ?
Benci tuk berkedip, tumpah air mata
Begitu sesal, begitu cepat, begitu kaget
Perlahan asa tak ada
Pergi tak mau mendekat
takut menjadi segala
terpaksa hinggap pada tanya

Marah dan takut, mereka berkomplot
menari-nari di atas kepala
sesak membayangkan sesuatu yang semu tuk mengubah keadaan
kekesalan dihanyutkan oleh pasrah
tawa bingar rontok entah kemana
terasa sepi,

seperti pagi di saat ayam tak menemukan cacing untuk sarapannya